Selasa, 27 Oktober 2009

Antara Nafsu dan Keimanan

Kita sebagai manusia merupakan makhluk yang lemah. Berbagai rintangan dihadapi setiap harinya, melewati hari degup kemenangan akan sulit tercapai ketika hati ini penuh dengan sesak yang menyelimuti hawa nafsu. Gelora semangat perjuangan luntur termakan kemunafikan manusia. Tak ada lagi tempat bersandar ketika diri jatuh ke jurang kemaksiatan hati, akal dan fisik. Sibuk dengan perbaikan diri, bukan sibuk dengan ibadah-ibadah yang menyejukkan.
Hmm..Yah memang ternyata dengan kembali kepada ALLAHlah hati ini menjadi cerah-hijau-merekah indah. Walaupun kita tau bahwa setiap manusia pasti mengalami cobaannya masing-masing, tapi ketika menyadari setiap cobaan itu diberikan karena ALLAH memang mencintai kita maka apalah lagi yang perlu kita keluhkan.
Jadi nafsu ini memang perlu ada, namun semua itu ketika dalam batas-batas norma Islam maka akan menjadi sebuah batu loncatan besar yang nikmat. Karena hanya kepada ALLAHlah kita semua kembali.
"Barang siapa yang menjadikan pikiran-pikirannya menjadi satu pikiran yaitu pikiran akhirat, Allah cukupkan masalah dunianya. Dan barang siapa yang pikirannya bercabang-cabang di urusan dunia, Allah tidak perduli di lembah dunia mana dia akan binasa"(HR Ibnu Majah dan al-Hakim dihasankan oleh al-Albani)
maka jelaslah bahwa kita pasti akan mati dan negeri akhiratlah tempat kita kembali....
(Tulisan kedua-Stil learning tobe a great writer-InsyaALLAH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar